Kemajuan Kota Magelang Tak Lepas dari Sinergi Masyarakat
MAGELANG – Kota Magelang tidak akan tumbuh dan berkembang tanpa adanya sinergi seluruh elemen masyarakat. Kemajuan kota yang memiliki luas sekitar 18,12 kilometer persegi ini terlihat dalam satu dasawarsa terakhir.
“Penerimaan PBB di Kota Magelang selama 5-6 tahun capaiannya bukan 100 persen tapi 115 117 persen, jadi ketika mencanangkan PBB Maret-April tidak sampai akhir tahun lunas semuanya,” kata Sigit saat menghadiri Musyawarah Lokal (Muslok) ke XIV Tahun 2020 Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) Kota Magelang, Minggu (6/9/2020).
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mencontohkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kota Magelang yang selalu melampaui target.
Menurutnya, dari penerimaan PBB itu menunjukkan bahwa masyarakat Kota Magelang memiliki kesadaran dalam membangun kotanya. Sebab, uang yang dibayarkan akan kembali kepada masyarakat melalui berbagai fasilitas, mulai dari pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan sebagainya.
“Masyarakat mempunyai kesadaran dan berperan aktif membangun Kota Magelang. Uang pajak mereka kembali kepada mereka. Di Kota Magelang hampir tidak ada jalan yang berlobang, pelayanan kesehatan gratis, tidak usah PNS, tidak usah pegawai, tidak usah polisi, rasah tentara, swasta pun gratis,” ungkap Sigit.
Salah satu kemajuan ini tidak lepas dari sinergi masyarakat, tidak terkecuali komunitas atau organisasi seperti Orari ini. Ia pun menyampaikan rasa terimakasih dan apresiasi atas kontribusi pemikiran Orari yang disampaikan melalui udara (radio).
“Membangun Kota Magelang ini ngga gampang dan saya tidak bisa sendiri,semua elemen masyakarat ikut didalamnya, mengajak kebaikkan, mengajak tertib, mengajak bersih, saya dibantu oleh Orari melalui udara. Sehinga kota kita yang tadinya begitu sekarang Alhamdulillah kalau saya boleh mengklaim selama 10 tahun ini pergerakan cukup membanggakan,” imbuhnya.
Pihaknya masih memiliki cita-cita menjadikan Kota Magelang sebagai simbol “Singapuranya Jawa Tengah”. Kota ini dianggap berpotensi, meskipun minim sumber daya alam akan tetapi memiliki potensi destinasi wisata dunia yakni Candi Borobudur di Kabupaten Magelang.
Ketua Orari Daerah Jawa Tengah, Praharto menyampaikan, anggota Orari harus ikut bergerak dan terlibat melayani Indonesia dan daerah masing-masing. Ia meminta Orari lokal Magelang menjadi miniatur Orari Daerah Jawa Tengah yang sudah rukun.
“Saya mengharapkan hasil muslok ini nanti dapat menggambarkan miniatur kebersamaan dengan semboyan Orari Daerah Jawa Tengah bersig, kemudian untuk Orari Lokal Magelang bisa mengikutinya,” tegasnya.
Pihaknya berharap kedepan dapat membekali aturan yang dibuat pemerintah dan aturan yang dibuat organisasi kepada semua anggota di lokal. (bgo/orlokmgl)
Sumber : Pemerintah Kota Magelang